TERMOKIMIA
Termokimia
adalah ilmu kimia yang mempelajari kalor reaksi dalam suatu reaksi kimia. Kalor
reaksi adalah suatu bentuk energi. Oleh karena sebagian besar reaksi kimia
berlangsung pada tekanan tetap, maka kalor reaksi dinyatakan sebagai perubahan
entalpi ().
Berdasarkan
penyerapan kalor dan pelepasan kalor, reaksi kimia dibedakan menjadi:
-
Reaksi endoterm, yakni reaksi kimia
yang melibatkan penyerapan kalor. Nilai ()reaksi adalah positif ()
-
Reaksi eksoterm, yakni reaksi kimia
yang melibatkan pelepasan kalor. Nilai ()reaksi adalah positif ()
Diagram
entalpi menggambarkan perubahan entalpi () pada reaksi kimia
(endoterm dan eksoterm).
Persamaan
termokimia adalah persamaan reaksi kimia yang
menyertakan perubahan entalpi (). Nilai () dalam persamaan
termokimia, bergantung pada koefisien reaksinya dan wujud
zat.
Perubahan entalpi standar () adalah perubahan entalpi yang diukur
pada kondisi standar, yakni pada suhu (298,15 K) dan tekanan
1 atm. Perubahan entalpi molar standar adalah perubahan entalpi
standar untuk 1 mol zat tertentu.
Beberapa
jenis perubahan entalpi molar standar untuk reaksi kimia, dan juga untuk
perubahan fisika:
-
Perubahan
Entalpi Pembentukan Standar (f)
-
Perubahan
Entalpi Pembakaran Standar (c)
-
Perubahan
Entalpi Pengatoman Standar (at)
-
Perubahan
Entalpi Peleburan Standar (fus)
-
Perubahan
Entalpi Penguapan Standar (vap)
() reaksi dapat
ditentukan menggunakan kalorimeter, Hukum Hess (Hukum Penjumlahan
Kalor), dan Energi ikatan.
Kalorimeter
adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah kalor reaksi, yakni
kalor yang diserap atau dilepas dalam reaksi kimia.
Hukum
Hess (Hukum Penjumlahan Kalor) menyatakan:
Jika
suatu reaksi berlangsung dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka perubahan
entalpi untuk reaksi tersebut sama dengan jumlah perubahan entalpi dari semua
tahapan.
Energi
ikatan atau energi disosiasi (D)
adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dalam suatu molekul
gas menjadi atom-atomnya dalam fase gas.
Kalor
pembakaran adalah kalor yang dilepas di dalam suatu reaksi pembakaran.
Ada 3 faktor agar pembakaran dapat terjadi, yakni dengan adanya bahan bakar, oksigen, dan kalor untuk memulai pembakaran. Untuk
bahan bakar hidrokarbon yang terdiri dari unsur C dan H:
-
Apabila hidrokarbon direaksikan dengan O2
yang cukup, maka diperoleh produksi reaksi berupa CO2 dan H2O.
Pembakaran demikian disebut pembakaran sempurna.
-
Apabila hidrokarbon direaksikan dengan O2
yang tidak mencukupi, maka tidak semua unsur C membentuk CO2,
sebagian akan berubah menjadi CO. Pembakaran ini disebut pembakaran tidak sempurna.
Referensi : ESIS
KIMIA Kelas XI